KELEMAHAN
DAN KELEBIHAN METODE PEMBELAJARAN
A.
Pendahuluan
Beberapa hal yang mendasar dalam proses belajar mengajar
salah satunya adalah sebuah metode pembelajaran yang digunakan oleh seorang
pendidik. Dimana ketepatan dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan metode
pembelajaran yang benar akan mempermudah dan mempercepat proses penyampain ilmu
kepada anak didik. maka sebagai pengajar perlunya kita memeperhatikan metode
belajar yang kita gunakan dalam pembelajaran apakah sesuai dengan standar
kompetensi saat ini. Jangan lupa membuat RPP atau rencana pelaksanaan
pembelajaran guna mensukseskan pembelajaran di negeri kita.
Macam metode belajar atau Metodologi mengajar adalah ilmu
yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah
lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling
berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan
dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai. Simak macam-macam metode
pembelajaran. Macam-macam Metode Pembelajaran Agar tujuan pengajaran tercapai
sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui,
mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar.
B.
Beberapa Metode Mengajar
1. Metode Ceramah (Preaching Method)
Metode
ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti
secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai
satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan
paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai
dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.
Macam-macam
Metode Pembelajaran.
Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :
a. Membuat
siswa pasif
b.
Mengandung unsur paksaan kepada siswa
c.
Mengandung daya kritis siswa ( Daradjat, 1985)
d. Anak
didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang
lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
e. Sukar
mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
f.
Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
g. Bila
terlalu lama membosankan.(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Beberapa
kelebihan metode ceramah adalah :
a.
Guru mudah menguasai kelas.
b.
Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar
c.
Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
d.
Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
2. Metode diskusi ( Discussion
method )
Metode Pembelajaran Diskusi ( Discussion method ) Muhibbin
Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang
sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini
lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi
bersama ( socialized recitation ). Metode diskusi diaplikasikan dalam proses
belajar mengajar untuk :
a.
Mendorong siswa berpikir kritis.
b.
Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
c.
Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memecahkan masalah bersama.
d.
Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk
memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.
Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
-
Macam-macam Metode Pembelajaran
a. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat
dipecahkan dengan berbagai jalan
b.
Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan
pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
c. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan
pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan
bersikap toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
a.
tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
b.
Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
c.
Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
d.
Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri
Djamarah, 2000)
3. Metode demontrasi ( Demonstration
method )
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan,
baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan
pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin Syah ( 2000).
Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk
memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan
bahan pelajaran. Syaiful Bahri Djamarah, ( 2000). Manfaat psikologis pedagogis
dari metode demonstrasi adalah :
a.
Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan .
b. Proses
belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c.
Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa
(Daradjat, 1985)
Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :
a.
Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu
benda.
b.
Memudahkan berbagai jenis penjelasan .
c.
Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melaui
pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek sebenarnya (Syaiful
Bahri Djamarah, 2000).
Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :
a. Anak
didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan.
b. Tidak
semua benda dapat didemonstrasikan
c. Sukar
dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang
didemonstrasikan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
4. Metode ceramah plus
Metode
ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan lebih dari satu metode,
yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya.Dalam hal ini penulis akan
menguraikan tiga macam metode ceramah plus yaitu :
a. Metode
ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT). Metode ini adalah metode mengajar
gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan pemberian tugas. Metode campuran
ini idealnya dilakukan secar tertib, yaitu :
1).
Penyampaian materi oleh guru.
2).
Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa.
3).
Pemberian tugas kepada siswa.
b. Metode
ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT) Metode ini dilakukan secara tertib sesuai
dengan urutan pengkombinasiannya, yaitu pertama guru menguraikan materi
pelajaran, kemudian mengadakan diskusi, dan akhirnya memberi tugas.
c. Metode
ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) Metode ini dalah merupakan
kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan kegiatan
memperagakan dan latihan (drill)
5. Metode resitasi ( Recitation
method )
Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa
diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri
Kelebihan metode resitasi sebagai berikut :
a. Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil
belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.
b. Anak
didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif,
bertanggung jawab dan berdiri sendiri (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Kelemahan metode resitasi sebagai berikut :
a.
Terkadang anak didik melakukan penipuan dimana anak didik hanya meniru hasil
pekerjaan temennya tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
b.
Terkadang tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
c. Sukar
memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual (Syaiful Bahri Djamarah,
2000)
6. Metode percobaan ( Experimental
method )
Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada
anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau
percobaan. Syaiful Bahri Djamarah, (2000) Metode percobaan adalah suatu metode
mengajar yang menggunakan tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya
di Laboratorium.
Kelebihan
metode percobaan sebagai berikut :
a. Metode
ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.
b. Anak
didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi)
tentang ilmu dan teknologi.
c. Dengan
metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru
dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
kesejahteraan hidup manusia.
Kekurangan metode percobaan sebagai berikut :
a. Tidak
cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan
mengadakan ekperimen.
b. Jika
eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk
melanjutkan pelajaran.
c. Metode
ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
Menurut Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen adalah suatu
cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal,
mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil
pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Penggunaan teknik
ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai
jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan
sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah.
Dengan eksperimn siswa menemukan bukti kebenaran dari teori
sesuatu yang sedang dipelajarinya. Agar penggunaan metode eksperimen itu
efisien dan efektif, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
(a) Dalam
eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan
atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa.
(b) Agar
eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan, atau
mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan
yang digunakan harus baik dan bersih.
(c) Dalam eksperimen siswa perlu teliti dan
konsentrasi dalam mengamati proses percobaan , maka perlu adanya waktu yang
cukup lama, sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang
dipelajari itu.
(d) Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar
dan berlatih , maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping
memperoleh pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan jiwa dan
sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu.
(e) Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan,
seperti masalah mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan social dan keyakinan
manusia.
Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat,
sehingga masalah itu tidak bias diadakan percobaan karena alatnya belum ada.
Prosedur
eksperimen menurut Roestiyah (2001:81) adalah :
(a) Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan
eksprimen,mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksprimen.
(b)
memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan
dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat,
urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat.
(c) Selama eksperimen berlangsung guru harus
mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang
menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.
(d) Setelah eksperimen selesai guru harus
mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi
dengan tes atau tanya jawab.
Metode eksperimen menurut Djamarah (2002:95) adalah cara
penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri
sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen,
siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri,
mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu.
Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri , mencari kebenaran,
atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses
yang dialaminya itu.
Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai
berikut :
Kelebihan
metode eksperimen :
(a) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran
atau kesimpulan berdasarkan percobaannya.
(b) Dalam membina siswa untuk membuat
terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat
bagi kehidupan manusia.
(c) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat
dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.
Kekurangan metode eksperimen :
(a) Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang
sains dan teknologi.
(b) metode
ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah
diperoleh dan kadangkala mahal.
(c) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan
ketabahan.
(d) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil
yang diharapkan karena mungkin ada factor-faktor tertentu yang berada di luar
jangkauan kemampuan atau pengendalian.
Menurut Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendeng
(2003:81) metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains,
karena metode eksprimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat
mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. Siswa diberi
kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya,
selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.
Dalam metode eksperimen, guru dapat mengembangkan
keterlibatan fisik dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan
untuk melatih ketrampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal.
Pengalaman yang dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya.
Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa
diharapkan dapat diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang
dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan
kreatif. Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih dan mengajar siswa untuk
belajar konsep fisika sama halnya dengan seorang ilmuwan fisika. Siswa belajar
secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan demikian,
siswa akan menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yang diperoleh selama
pembelajaran.
Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng
(2003:82) meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
(1) percobaan awal, pembelajaran diawali dengan
melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena
alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi
fisika yang akan dipelajari.
(2) pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru
melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa
tersebut.
(3)
hipoteis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil
pengamatannya.
(4) verifikasi , kegiatan untuk membuktikan
kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja
kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan,
selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya.
(5) aplikasi konsep , setelah siswa merumuskan dan
menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini
merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari.
(6) evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah
selesai satu konsep. Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan
membantu siswa untuk memahami konsep.
Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu mengutarakan
secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain ,
siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh, dan
menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan .
Metode Eksperimen menurut Al-farisi (2005:2) adalah metode
yang bertitik tolak dari suatu masalah yang hendak dipecahkan dan dalam
prosedur kerjanya berpegang pada prinsip metode ilmiah.
7. Metode Karya Wisata
Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang
dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan
dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh
pendidik, yang kemudian dibukukan.
Kelebihan
metode karyawisata sebagai berikut :
a. Karyawisata
menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam
pengajaran.
b. Membuat
bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan
kebutuhan yang ada di masyarakat.
c.
Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.
Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut :
a.
Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
b.
Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
c. Dalam
karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama,
sedangkan unsur studinya terabaikan.
d.
Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik
di lapangan.
e.
Biayanya cukup mahal.
F.
Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan
keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.
Kadang-kadang
dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk
meninjautempat tertentu atau obyek yang lain.
Menurut Roestiyah (2001:85) , karya wisata bukan sekedar
rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat
kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karya wisata, ialah cara mengajar
yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di
luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik
sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, dan sebagainya.
Menurut Roestiyah (2001:85) ,teknik karya wisata ini
digunakan karena memiliki tujuan sebagai berikut: Dengan melaksanakan karya
wisata diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang
dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat
bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan
yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Juga mereka bisa
melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya
dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa
mempelajari beberapa mata pelajaran.
Agar penggunaan teknik karya wisata dapat efektif, maka
pelaksanaannya perlu memeperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
(a)
Persiapan, dimana guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas,
mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang akan
dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya, penyusunan rencana yang masak,
membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok,
serta mengirim utusan,
(b)
Pelaksanaan karya wisata, dimana pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu
petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama,
mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian pula tugas-tugas kelompok
sesuai dengan tanggungjawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu,
(c) Akhir
karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil
karya wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang
diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti membuat grafik,
gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan sebagainya.
Karena
itulah teknik karya wisata dapat disimpulkan memiliki keunggulan sebagai
berikut:
(a) Siswa dapat berpartisispasi dalam berbagai
kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada obyek karya wisata itu, serta
mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin
diperoleh disekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat
khusus atau ketrampilan mereka,
(b) Siswa
dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun secara
kelompok dan dihayati secara langsung yang akan memperdalam dan memperluas
pengalaman mereka,
(c) Dalam
kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang
pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi, sehingga mungkin
mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam
praktek,
(d) Dengan obyek yang ditinjau itu siswa dapat
memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang
tidak terpisah-pisah dan terpadu.
Penggunaan teknik karya wisata ini masih juga ada
keterbatasan yang perlu diperhatikan atau diatasi agar pelaksanaan teknik ini
dapat berhasil guna dan berdaya guna, ialah sebagai berikut: Karya wisata
biasanya dilakukan di luar sekolah, sehingga mungkin jarak tempat itu sangat
jauh di luar sekolah, maka perlu mempergunakan transportasi, dan hal itu pasti
memerlukan biaya yang besar. Juga pasti menggunakan waktu yang lebih panjang
daripada jam sekolah, maka jangan sampai mengganggu kelancaran rencana
pelajaran yang lain. Biaya yang tinggi kadang-kadang tidak terjangkau oleh
siswa maka perlu bantuan dari sekolah. Bila tempatnya jauh, maka guru perlu
memikirkan segi keamanan, kemampuan pihak siswa untuk menempuh jarak tersebut,
perlu dijelaskan adanya aturan yang berlaku khusus di proyek ataupun hal-hal
yang berbahaya.
Suhardjono (2004:85) mengungkapkan bahwa metode karya wisata
(field-trip) memiliki keuntungan:
(a) Memberikan informasi teknis, kepada peserta
secara langsung,
(b)
Memberikan kesempatan untuk melihat kegiatan dan praktik dalam kenyataan atau
pelaksanaan yang sebenarnya,
(c) Memberikan kesempatan untuk lebih menghayati
apa yang dipelajari sehingga lebih berhasil,
(d) Membei
kesempatan kepada peserta untuk melihat dimana peserta ditunjukkan kepada
perkembangan teknologi mutakhir.
Sedangkan kekurangan metode Field Trip menurut Suhardjono
(2004:85) adalah:
(a) Memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh
dari pusat latihan,
(b)
Kadang-kadang sulit untuk mendapat ijin dari pimpinan kerja atau kantor yang
akan dikunjungi,
(c) Biaya transportasi dan akomodasi mahal.
Menurut Djamarah (2002:105), pada saat belajar mengajar
siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau obyek
yang lain. Hal itu bukan sekedar rekreasi tetapi untuk belajar atau memperdalam
pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu, dikatakan teknik karya
wisata, yang merupakan cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke
suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau
menyelidiki sesuatu seperti meninjau pegadaian.
Banyak istilah yang dipergunakan pada metode karya wisata
ini, seperti widya wisata, study tour, dan sebagainya. Karya wisata ada yang
dalam waktu singkat, dan ada pula yang dalam waktu beberapa hari atau waktu
panjang.
Metode
karya wisata mempunyai beberapa kelebihan yaitu:
(a) Karya
wisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata
dalam pengajaran,
(b)
Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan
kebutuhan di masyarakat,
(c)
Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas siswa,
(d)
Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual.
Kekurangan metode karya wisata adalah:
(a)
Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang diperlukan sulit untuk disediakan oleh
siswa atau sekolah,
(b) Sangat memerlukan persiapan dan perencanaan
yang matang,
(c) Memerlukan koordinasi dengan guru-guru bidang
studi lain agar tidak terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karya
wisata,
(d) Dalam
karya wisata sering unsure rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan
utama, sedang unsure studinya menjadi terabaikan,
(e) Sulit
mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan mereka kepada
kegiatan studi yang menjadi permasalahan.
Metode field trip atau karya wisata menurut Mulyasa
(2005:112) merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh peserta
didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman langsung dan
merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Meskipun karya wisata memiliki
banyak hal yang bersifat non akademis, tujuan umum pendidikan dapat segera
dicapai, terutama berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang
dunia luar.
Sebelum karya wisata digunakan dan dikembangkan sebagai
metode pembelajaran, hal-hal yang perlu diperhatikan menurut Mulyasa (2005:112)
adalah:
(a)
Menentukan sumber-sumber masyarakat sebagai sumber belajar mengajar,
(b)
Mengamati kesesuaian sumber belajar dengan tujuan dan program sekolah,
(c)
Menganalisis sumber belajar berdasarkan nilai-nilai paedagogis,
(d)
Menghubungkan sumber belajar dengan kurikulum, apakah sumber-sumber belajar
dalam karyawisata menunjang dan sesuai dengan tuntutan kurikulum, jika ya,
karya wisata dapat dilaksanakan,
(e) Membuat dan mengembangkan program karya wisata
secara logis, dan sistematis,
(f)
Melaksanakan karya wisata sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, dengan
memperhatikan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, efek pembelajaran, serta
iklim yang kondusif.
(g) Menganalisis apakah tujuan karya wisata telah
tercapai atau tidak, apakah terdapat kesulitan-kesulitan perjalanan atau
kunjungan, memberikan surat ucapan terima kasih kepada mereka yang telah
membantu, membuat laporan karyawisata dan catatan untuk bahan karya wisata yang
akan datang.
8. Metode latihan keterampilan (
Drill method )
Metode
latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke
tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu,
bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya.
Contoh latihan keterampilan membuat
tas dari mute/pernik-pernik. Kelebihan metode latihan keterampilan sebagai
berikut :
a. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris,
seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
b. Dapat
untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan,
pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
c. Dapat
membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
Kekurangan
metode latihan keterampilan sebagai berikut :
a.
Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa
kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
b.
Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
c.
Kadang-kadang latihan tyang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal
yang monoton dan mudah membosankan.
d. Dapat
menimbulkan verbalisme.
9. Metode mengajar beregu ( Team
teaching method )
Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana
pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya
salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap
pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiap siswa
yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut.
10. Metode mengajar sesama teman (
Peer teaching method )
Metode mengajar sesama teman adalah suatu metode mengajar
yang dibantu oleh temannya sendiri
11. Metode pemecahan masalah (
Problem solving method )
Metode ini adalah suatu metode mengajar yang mana siswanya
diberi soal-soal, lalu diminta pemecahannya.
12. Metode perancangan ( projeck
method )
Metode perancangan yaitu suatu metode mengajar dimana
pendidik harus merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.
Kelebihan metode perancangan sebagai berikut :
a. Dapat
merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan
menyuluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan.
b. Melalui
metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam
kehidupan sehari-hari.
Kekurangan
metode perancangan sebagai berikut :
a.
Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun
horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini.
b.
Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan
memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk
ini.
c. Harus
dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup
fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan.
d. Bahan
pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang
dibahas.
13. Metode Bagian ( Teileren method
)
Metode Bagian ( Teileren method ) yaitu suatu metode mengajar dengan
menggunakan sebagian-sebagian, misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi
dengan ayat lainnya yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya.
14. Metode Global (Ganze method )
Metode Global (Ganze method ) yaitu suatu metode mengajar
dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa
yang dapat mereka serap atau ambil intisari dari materi tersebut.
15. Metode Discovery
Metode Discovery adalah Salah satu metode mengajar yang
akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah
metode discovery, hal itu disebabkan karena metode discovery ini:
(a)
Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif,
(b) Dengan
menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia
dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa,
(c)
Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul
dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain,
(d) Dengan
menggunakan strategi penemuan, anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah
yang akan dapat dikembangkannya sendiri,
(e) dengan
metode penemuan ini juga, anak belajar berfikir analisis dan mencoba memecahkan
probela yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan
bermasyarakat.
Dengan demikian diharapkan metode discovery ini lebih
dikenal dan digunakan di dalam berbagai kesempatan proses belajar mengajar yang
memungkinkan.
Metode Discovery menurut Suryosubroto (2002:192) diartikan
sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan,
manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum sampai kepada generalisasi.
Metode Discovery merupakan komponen dari praktek pendidikan
yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, beroreientasi
pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif. Menurut
Encyclopedia of Educational Research, penemuan merupakan suatu strategi yang
unik dapat diberi bentuk oleh guru dalam berbagai cara, termasuk mengajarkan
ketrampilan menyelidiki dan memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk
mencapai tujuan pendidikannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode
discovery adalah suatu metode dimana dalam proses belajar mengajar guru
memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi yang secara
tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan saja.
Suryosubroto (2002:193) mengutip pendapat Sund (1975) bahwa
discovery adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau
sesuatu prinsip. Proses mental tersebut misalnya mengamati,
menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat
kesimpulan, dan sebagainya.
Langkah-langkah pelaksanaan metode penemuan menurut
Suryosubroto (2002:197) yang mengutip pendapat Gilstrap (1975) adalah:
(a)
Menilai kebutuhan dan minat siswa, dan menggunakannya sebagai dasar untuk
menentukan tujuan yang berguna dan realities untuk mengajar dengan penemuan,
(b)
Seleksi pendahuluan atas dasar kebutuhan dan minat siswa, prinsip-prinsip,
generalisasi, pengertian dalam hubungannya dengan apa yang akan dipelajarai,
(c)
Mengatur susunan kelas sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus
bebas pikiran siswa dalam belajar dengan penemuan,
(d)
Berkomunikasi dengan siswa akan membantu menjelaskan peranan penemuan,
(e)
menyiapkan suatu situasi yang mengandung masalah yang minta dipecahkan,
(f)
Mengecek pengertian siswa tentang maslah yang digunakan untuk merangsang
belajar dengan penemuan,
(g)
Menambah berbagai alat peraga untuk kepentingan pelaksanaan penemuan,
(h)
memberi kesempatan kepada siswa untuk bergiat mengumpulkan dan bekerja dengan
data, misalnya tiap siswa mempunyai data harga bahan-bahan pokok dan jumlah
orang yang membutuhkan bahan-bahan pokok tersebut,
(i)
Mempersilahkan siswa mengumpulkan dan mengatur data sesuai dengan kecepatannya
sendiri, sehingga memperoleh tilikan umum,
(j)
Memberi kesempatan kepada siswa melanjutkan pengalaman belajarnya, walaupun
sebagian atas tanggung jawabnya sendiri,
(k)
memberi jawaban dengan cepat dan tepat sesuai dengan data dan informasi bila
ditanya dan diperlukan siswa dalam kelangsungan kegiatannya,
(l)
Memimpin analisisnya sendiri melalui percakapan dan eksplorasinya sendiri
dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses,
(m)
Mengajarkan ketrampilan untuk belajar dengan penemuan yang diidentifikasi oleh
kebutuhan siswa, misalnya latihan penyelidikan,
(n)
Merangsang interaksi siswa dengan siswa, misalnya merundingkan strategi
penemuan, mendiskusikan hipotesis dan data yang terkumpul,
(o)
Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi maupun pertanyaan tingkat yang sederhana,
(p)
Bersikap membantu jawaban siswa, ide siswa, pandanganan dan tafsiran yang
berbeda. Bukan menilai secara kritis tetapi membantu menarik kesimpulan yang
benar,
(q)
Membesarkan siswa untuk memperkuat pernyataannya dengan alas an dan fakta,
(r) Memuji
siswa yang sedang bergiat dalam proses penemuan, misalnya seorang siswa yang
bertanya kepada temannya atau guru tentang berbagai tingkat kesukaran dan siswa
siswa yang mengidentifikasi hasil dari penyelidikannya sendiri,
(s)
membantu siswa menulis atau merumuskan prinsip, aturan ide, generalisasi atau
pengertian yang menjadi pusat dari masalah semula dan yang telah ditemukan
melalui strategi penemuan,
(t)
Mengecek apakah siswa menggunakan apa yang telah ditemukannya, misalnya teori
atau teknik, dalam situasi berikutnya, yaitu situasi dimana siswa bebas
menentukan pendekatannya.
Sedangkan langkah-langkah menurut Richard Scuhman yang
dikutip oleh Suryosubroto (2002:199) adalah :
(a) identifikasi
kebutuhan siswa,
(b)
Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian, konsep dan
generalisasi yang akan dipelajari,
(c)
Seleksi bahan, dan problema serta tugas-tugas,
(d)
Membantu memperjelas problema yang akan dipelajari dan peranan masing-masing
siswa,
(e)
Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan,
(f) Mencek
pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa,
(g)
Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan,
(h)
Membantu siswa dengan informasi, data, jika diperlukan oleh siswa,
(i)
memimpin analisis sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan
mengidentifikasi proses,
(j)
Merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa,
(k) memuji
dan membesarkan siswa yang bergiat dalam proses penemuan,
(l)
Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil
penemuannya.
Metode discovery memiliki kebaikan-kebaikan seperti
diungkapkan oleh Suryosubroto (2002:200) yaitu:
(a)
Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan
penguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa, andaikata siswa itu
dilibatkan terus dalam penemuan terpimpin. Kekuatan dari proses penemuan datang
dari usaha untuk menemukan, jadi seseorang belajar bagaimana belajar itu,
(b)
Pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin
merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari
pengertian retensi dan transfer,
(c)
Strategi penemuan membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan
jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang
kegagalan,
(d) metode
ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan
kemampuannya sendiri,
(e) metode
ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga ia lebih
merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada
suatu proyek penemuan khusus,
(f) Metode
discovery dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya
kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan. Dapat
memungkinkan siswa sanggup mengatasi kondisi yang mengecewakan,
(g)
Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan pada siswa dan
guru berpartisispasi sebagai sesame dalam situasi penemuan yang jawaban nya
belum diketahui sebelumnya,
(h)
Membantu perkembangan siswa menuju skeptisssisme yang sehat untuk menemukan
kebenaran akhir dan mutlak.
Kelemahan metode discovery Suryosubroto (2002:2001) adalah:
(a)
Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini.
Misalnya siswa yang lamban mungkin bingung dalam usanya mengembangkan
pikirannya jika berhadapan dengan hal-hal yang abstrak, atau menemukan saling
ketergantungan antara pengertian dalam suatu subyek, atau dalam usahanya
menyusun suatu hasil penemuan dalam bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai
mungkin akan memonopoli penemuan dan akan menimbulkan frustasi pada siswa yang
lain,
(b) Metode
ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya sebagian besar waktu
dapat hilang karena membantu seorang siswa menemukan teori-teori, atau
menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu.
(c)
Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa
yang sudahy biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional,
(d)
Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai terlalu mementingkan
memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan
ketrampilan. Sedangkan sikap dan ketrampilan diperlukan untuk memperoleh
pengertian atau sebagai perkembangan emosional sosial secara keseluruhan,
(e) dalam
beberapa ilmu, fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide, mungkin tidak
ada,
(f)
Strategi ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berpikir kreatif,
kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih dahulu
oleh guru, demikian pula proses-proses di bawah pembinaannya. Tidak semua
pemecahan masalah menjamin penemuan yang penuh arti.
Metode Discovery menurut Rohani (2004:39) adalah metode yang
berangkat dari suatu pandangan bahwa peserta didik sebagai subyek di samping
sebagai obyek pembelajaran. Mereka memiliki kemampuan dasar untuk berkembang
secara optimal sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Macam-macam Metode
Pembelajaran Proses pembelajaran harus dipandang sebagai suatu stimulus atau
rangsangan yang dapat menantang peserta didik untuk merasa terlibat atau
berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran. Peranan guru hanyalah sebagai
fasilitator dan pembimbing atau pemimpin pengajaran yang demokratis, sehingga
diharapkan peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam
bentuk kelompok memecahkan masalah atas bimbingan guru.
Ada lima tahap yang harus ditempuh dalam metode discovery
menurut Rohani(2004:39) yaitu:
(a)
Perumusan masalah untuk dipecahkan peserta didik,
(b)
Penetapan jawaban sementara atau pengajuan hipotesis,
(c)
Peserta didik mencari informasi , data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab
atau memecahkan masalah dan menguji hipotesis,
(d)
Menarik kesimpulan dari jawaban atau generalisasi,
(e)
Aplikasi kesimpulan atau generalisasidalam situasi baru.
Metode Discovery menurut Roestiyah (2001:20) adalah metode
mengajar mempergunakan teknik penemuan. Metode discovery adalah proses mental
dimana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses mental
tersebut misalnya mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan,
mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya. Dalam teknik ini siswa dibiarkan
menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya
membimbing dan memberikan instruksi. Pada metode discovery, situasi belajar
mengajar berpindah dari situasi teacher dominated learning menjadi situasi
student dominated learning. Dengan pembelajaran menggunakan metode discovery,
maka cara mengajar melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar
pendapat dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar
anak dapat belajar sendiri.
Penggunaan metode discovery ini guru berusaha untuk
meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Sehingga metode
discovery menurut Roestiyah (2001:20) memiliki keunggulan sebagai berikut:
(a) Teknik
ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta
panguasaan ketrampilan dalam proses kognitif/ pengenalan siswa,
(b) Siswa
memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi / individual sehingga dapat
kokoh atau mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut,
(c) Dapat
meningkatkan kegairahan belajar para siswa. Metode discovery menurut Mulyasa
(2005:110) merupakan metode yang lebih menekankan pada pengalaman langsung.
Pembelajaran dengan metode penemuan lebih mengutamakan
proses daripada hasil belajar. Cara mengajar dengan metode discovery menurut
Mulyasa (2005:110) menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
(a) Adanya
masalah yang akan dipecahkan,
(b) Sesuai
dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik,
(c) Konsep
atau prinsip yang harus ditemukan oleh peserta didik melalui kegiatan tersebut
perlu dikemukakan dan ditulis secara jelas,
(d) harus
tersedia alat dan bahan yang diperlukan,
(e)
Sususnan kelas diatur sedemian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas
pikiran peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar,
(f) Guru
harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan data,
(g) Guru
harus memberikan jawaban dengan tepat dengan data serta informasi yang
diperlukan peserta didik.
14. Metode Inquiry
Metode inquiry adalah metode yang mampu menggiring peserta
didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry
menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif (Mulyasa ,
2003:234). Kendatipun metode ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun
guru tetap memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar.
Guru berkewajiban menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadang
kala guru perlu memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan, memberikan komentar,
dan saran kepada peserta didik. Guru berkewajiban memberikan kemudahan belajar
melalui penciptaan iklim yang kondusif, dengan menggunakan fasilitas media dan
materi pembelajaran yang bervariasi.
Inquiry
pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami. Karena itu inquiry
menuntut peserta didik berfikir. Metode ini melibatkan mereka dalam kegiatan
intelektual. Metode ini menuntut peserta didik memproses pengalaman belajar
menjadi suatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Dengan demikian , melalui
metode ini peserta didik dibiasakan untuk produktif, analitis , dan kritis.
Langkah-langkah
dalam proses inquiry adalah menyadarkan keingintahuan terhadap sesuatu,
mempradugakan suatu jawaban, serta menarik kesimpulan dan membuat keputusan
yang valid untuk menjawab permasalahan yang didukung oleh bukti-bukti.
Berikutnya adalah menggunakan kesimpulan untuk menganalisis
data yang baru (Mulyasa, 2005:235). Strategi pelaksanaan inquiry adalah:
(1) Guru
memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi yang akan
diajarkan.
(2)
Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan, yang
jawabannya bisa didapatkan pada proses pembelajaran yang dialami siswa.
(3) Guru
memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang mungkin membingungkan
peserta didik.
(4)
Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari sebelumnya.
(5) Siswa
merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat
dipertanggungjawabkan (Mulyasa, 2005:236).
Metode inquiry menurut Roestiyah (2001:75) merupakan suatu
teknik atau cara yang dipergunakan guru untuk mengajar di depan kelas, dimana
guru membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas.
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing
kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan, kemudian mereka
mempelajari, meneliti, atau membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah hasil
kerja mereka di dalam kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang
tersusun dengan baik. Akhirnya hasil laporan dilaporkan ke sidang pleno, dan
terjadilah diskusi secara luas. Dari sidang pleno kesimpulan akan dirumuskan
sebagai kelanjutan hasil kerja kelompok.
Dan kesimpulan yang terakhir bila masih ada tindak lanjut
yang harus dilaksanakan, hal itu perlu diperhatikan. Guru menggunakan teknik
bila mempunyai tujuan agar siswa terangsang oleh tugas, dan aktif mencari serta
meneliti sendiri pemecahan masalah itu. Mencari sumber sendiri, dan mereka
belajar bersama dalam kelompoknya.
Diharapkan siswa juga mampu mengemukakan pendapatnya dan
merumuskan kesimpulan nantinya. Juga mereka diharapkan dapat berdebat,
menyanggah dan mempertahankan pendapatnya. Inquiry mengandung proses mental
yang lebih tinggi tingkatannya, seperti merumuskan masalah, merencanakan
eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data, menarik
kesimpulan. Pada metode inquiry dapat ditumbuhkan sikap obyektif, jujur, hasrat
ingin tahu, terbuka, dan sebagainya. Akhirnya dapat mencapai kesimpulan yang
disetujui bersama. Bila siswa melakukan semua kegiatan di atas berarti siswa
sedang melakukan inquiry.
Metode belajar Teknik
inquiry ini memiliki keunggulan yaitu :
(a) Dapat membentuk dan mengembangkan konsep
dasar kepada siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar ide-ide
dengan lebih baik.
(b) Membantu dalam menggunakan ingatan dan
transfer pada situasi proses belajar yang baru.
(c) mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja
atas inisiatifnya sendiri, bersifat jujur, obyektif, dan terbuka.
(d) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan
merumuskan hipotesanya sendiri.
(e) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
(f) Situasi pembelajaran lebih menggairahkan.
(g) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan
individu.
(h) Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
(i) Menghindarkan diri dari cara belajar
tradisional.
(j) Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya
sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Metode inquiry menurut Suryosubroto (2002:192) adalah
perluasan proses discovery yang digunakan lebih mendalam. Artinya proses inqury
mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya
merumuskan problema, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan
dan menganalisa data, menarik kesimpulan, dan sebagainya.
C. Penutup
Macam
metode belajar atau Metodologi mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara
untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri
dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu
kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan
pengajaran tercapai. Simak macam-macam metode pembelajaran. Macam-macam Metode
Pembelajaran Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah
dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode
mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar.
DAFTAR
PUSTAKA
Abudin Nata, Filsafat
Pendidikan Islam (Jakarta:Logos, 2005)
Anas Sudijono, Pengantar
Evaluasi Pendidikan, (Raja Grafindo: Jakarta, 2006),
Baharuddin Psikologi Pendidikan Ar Ruz Media 2007
Jamaludin Ancok, Psikologi Islami, (Yogjakarta:
Pustaka Pelajar, 1994)
Jemari Mardapi, Teknik
Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes, (Yogjakarta: Mitra Cendekia
Press, 2008),
Janan Asifuddin, Mengungkit
Pilar-pilar Pendidikan, Tinjauan Filosofis, (Yogjakarta: Suka-Press,
2009),
Muhibbins Syah. Psikologi Pendidikan : Pendekatan Baru.
Bandung : Remaja Rosdakarya. 1995
M. Utsman Najati. Al-Qur’an dan Ilmu Jiwa. Bandung
: Pustaka 1997
Mustaqim, Abdul
Wahib, Psikologi Pendidikan Rineka Cipta 2003
M. Dalyono Psikologi
Pendidikan Rineka Cipta 2005
Sumadi Suryabrata Psikologi Pendidikan Rrajagrapindo Persada 1993
Suharsimi
Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2008),
Wasty Sumanto Psikologi Pendidikan Rineka Cipta 2005
Whitheringotn, Psikologi Pendidikan. Jakarta :
Aksara Baru 1985
Tidak ada komentar:
Posting Komentar